Posts

Featured post

Welcome To Real Life

Gak kerasa juga ternyata udah hampir 2 bulan gw tinggal di Sumatera Barat. Udah 2 minggu gw penempatan di Polresta Padang. Cukup banyak hal yang udah gw lakukan disini. Sekarang gw di sprin kan untuk bertugas di Sat Sabhara Polresta Padang, masih banyak yang perlu gw pelajari. Gw selama ini mempelajari yang gw rasa gak ada di dunia pendidikan. Welcome to real life , Jauhar. Mungkin itu yang gw rasain sekarang. Gw tujuh tahun mendekam di perguruan entah berantah menjadikan mungkin ilmu sosial yang gw miliki amatlah kurang. Hal tersebut didukung juga oleh ke INTJ - an gw. Jujur aja gw agak lama kalo beradaptasi sama lingkungan, i’m not so adaptive to new environtment . Gw ngeliat banyak orang dalam belajar bahasa, menghafal nama jalan, adalah hal yag mudah, tapi hal tersebut merupakan hal yang memerlukan proses bagi gw, gak bisa instan. Gw di kampus dulu terkenal banget sama ke teoritisan gw, ternyata di kehidupan nyata, hal tersebut gak bisa berlaku 100%. Mungkin gw sedang m

HUT RI di Bumi Proklamator

Hai, Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, gw mau curhat. Gw seneng banget kemaren tanggal 25 Juli gw baru dilantik jadi Polisi di Istana Negara, itulah penantian selama 4 tahun pendidikan di Akademi Kepolisian ada hal yang membuat kami seperti di hisab amal dan perbuatannya, yaitu malam Purnawasis. Malam Purnawasisi ini merupakan malam penempatan Paja lulusan akpol ke satuan wilayah masing – masing. Alkisah ditempatkanlah gw di Polda Sumatera Barat. Awalnya saya galau, paraaaaah!!!! Gw gak tau harus kemana ngapain dan dimana gw harus tinggal. Gw dapet libur selama 2 minggu, di waktu inilah gw pulang ke Bandung. Disinilah gw refreshing melepas penat selama pendidikan 4 taun yang lama itu. Gw suka banget sama yang namanya buku biografi dan tokoh favorit gw adalah Bung Hatta. Hal ini mengingatkan gw sama tempat penempatan gw, Sumatera Barat. Gw sekarang berfikir kalau salah satu dari proklamator pernah dilahirkan di Bumi Minang ini, maka resonansi kemerdekaan aka

Happy milad, Bhayangkara!!!!

Polri penegak hukum yang berwibawa, professional dalam tugas karyanya, jaga ketertiban dalam kehidupan, hormati hak asasi manusia....... Itulah bait dari lagu mars Polda Jawa Tengah yang selalu dinyanyikan pada saat apel pagi ketika gue sedang latihan kerja (latja) tingkat 2. Entah mengapa bait tersebut sangatlah terkenang di kepala. Bait lagu tersebut sangat menggetarkan hati, apakah ini yang dinamakan dengan penafsiran makna yang mendalam, entahlah gue juga masih awam tentang hal ini. 71 Tahun yang lalu, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) melepaskan diri sebagai institusi yang mandiri yang berkedudukan langsung dibawah Presiden Republik Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya kepercayaan dari pemerintah terhadap Polri sebagai satu – satunya pengemban fungsi kepolisian di republik ini. Kini waktu demi waktu terus berlalu, masa demi masa pun terus terlewati. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh polri, dimulai dari kejahatan konvensional, penangana

Balada Rendang dan Sambal Roa

Image
Namastee Halo semua, Kali ini gue akan merubah panggilan gw jadi gue, karena ada beberapa koreksi dari beberapa pembaca, sorry gue gak bisa ganti jadi aku karena dari awalnya gue udah berusaha bikin blog ini jadi kayak a piece of my thoughts gitu. Pagi hari ini sungguh indah, ketika jiwa dan raga ini selesai menghadap-Nya dalam shalat idul fitri, ada satu hal yang paling gue tunggu. Makan makanan lebaran. Makanan lebaran tahun ini, khususnya di rumah gue adalah: Opor Ayam, Rendang, Sambal Roa, Oseng Buncis khas mama tercinta. Ketika kunyahan pertama sampai di mulut gue, rasa cinta kasih dan cita rasa yang enak khas masakan rumah, tiba di kunyahan kedua dan seterusnya gue ngerasa ada sesuatu yang menggetarkan jiwa, bukan karena cinta kasih ataupun lezatnya makanan yang ku santap, melainkan sebuah hal yang gua rasa essensial dari negara ini : kebhinnekaan . Kenapa gue ngerasa di kunyahan kedua dan seterusnya merasakan kebhinekaan yang sebenernya jauh dari konteks makanan

RESONANSI KEBANGSAAN KITA, SEBUAH PARADOKS KEBHINEKAAN

Informasi merupakan kebutuhan primer bagi manusia di era informatika ini. Gw pun menyadari bahwa sekarang itu susah kalo kita lepas dari sesuatu yang namanya internet. Internet sekarang ini sudah bagaikan kebutuhan primer yang tak terpisahkan dari bagian kehidupan kita Berbagai macam konten, baik positif, negatif, informasi, berita, dsb menjadi hal” yang disampaikan di dalam internet itu sendiri. Yang menjadi fenomena dibalik isu ini adalah terkadang gw sering ngeliat kalo komen lebih seru dibanding dengan konten yang disajikan, atau konten yang di sajikan berbau hal” yg merusak entitas kebhinekaan bangsa, yang dimana ngeliatin kalo kita itu sedang mengalami krisis kebangsaan. Gw mengapresiasi banyak yang nulis kalo “saya Pancasila” , dan bahkan ada yang lebih mengganggu yaitu orang” dengan akun yang tidak bertanggung jawab menebar kebencian tertentu pada golongan mayoritas maupun minoritas, hey itu bukan Indonesia banget gitu loh??!! Sebenernya, Indonesia yg gw kenal itu